Kamis, 17 Maret 2016

Lost in Jogja, The First Day

Assalamualaikum,

Hallo gaessss... Lama tak jumpa, lumutan ini blog yak! Mau share apa? Awalnya sih masih seleksi mau angkat topik apa. Tapi berhubung saya suka travelling, jadi topiknya gak jauh-jauh dari itu deh. Kali ini kemana kira-kira? Yes, Jogja. Bukan pertama kali ke Jogja sih, sudah sering bolak-balik. Tapi selalu ada daya tarik yang bikin saya balik ke Jogja. Pertama, kampung halaman saya Kulon Progo masih termasuk wilayah Jogja. Diujung barat tepatnya. Yang kedua, suasana yang adem, damai, ramah, pokoknya sensasi yang gak bisa saya dapat di kota tempat tinggal saya. Yang ketiga, cinta saya tertambat dikota ini hahahaha.....

Perjalanan kali ini bukan tanpa persiapan, saya jauh lebih santai. Booking penginapan pun sudah dekat waktu berangkat aja. Tapi kalau untuk tiket pesawat saya sudah booking 2 minggu sebelum berangkat. Saya putuskan untuk pakai maskapai GIA. Kenapa? Kan mahal? Sekali-kali mahal gak apa-apa lah *ditoyor*

Ini single travelling saya yang ke sekian ke Jogja tapi sebelumnya saya langsung ke kampung halaman. Kali ini saya pengen jalan-jalan santai dulu sendirian jadi gak kabar-kabar dulu ke keluarga. Jadi beberapa hari sebelum berangkat saya ceki-ceki penginapan dulu nih. Saya jatuh cinta ke sebuah Homestay dekat Alkid di daerah Minggiran. Yah, "The Wayang Homestay". Namanya aja udah unik banget. Makin penasaran deh sama ini homestay, kayak apa sih? Searching web, fb tak perlu waktu lama untuk mengkontak saya pilih via wa karena saya sudah kehabisan kamar yang saya mau. Saya sih pengennya waktu itu ambil deluxe room. Tapi saya terlambat, kamar deluxe sudah dibooking untuk tanggal 11-14 Januari. Aaakkhhh... Ya sudah,saya yang saat itu dilayani dg baik akhirnya pilih kamar lain yang tarifnya sama tapi twin room hahaha... Gak masalah ya. Untuk kantong saya tarif Rp.200.000,- nett per malam dapet penginapan yang katanya harga kaki lima tapi fasilitas dan pelayanan bintang lima ini sudah pencapaian luar biasa. Aaahhh makin penasaran...

Tiba lah di hari Senin, 11 Januari 2016 saya terbang ke Jogja. Disambut salam senyum sapa ramahnya mbak-mbak pramugari, bikin makin yakin aja sama maskapai ini. Bismillah... Perjalanan panjang sekitar 1 jam 10 menit dimulai. Eh seperti biasa loh, saya pilih kursi yang deket jendela hehehe... Hari itu gak ada tanda-tanda cuaca buruk, tapi memang pelan-pelan awan jadi makin tebal. Dan lagi-lagi berasa ada di angkot yang lewatin jalan rusak. Pendaratan pun ditunda, pesawat kudu naik lagi karena cuaca di Adi Sutjipto jelek. Ada kali setengah jam muter-muter di atas Waduk Sermo yang biasa dilihat dari puncak Kalibiru, kira-kira 20 kilometer dari airport, akhirnya mendarat juga...
Ini perjalanan pokoknya kita bikin ekslusif aja deh. Saya gak mau naik taksi, tapi naik avanza hahaha tarif Rp. 150.000,- untuk dalam kota saya pikir sih normal-normal aja kalau untuk rombongan yaaa T_T berbekal alamat dan view street google maps akhirnya dengan mudah saya temukan The Wayang Homestay. Meskipun letaknya ditengah-tengah kampung tapi ciri khas homestay ini yang pagarnya terbuat dari bambu disusun-susun bikin makin mudah nyarinya. Dorong pintu gerbang yang unik dari gebyok dan kemudian disambut oleh sapaan ramah mas Jack ( eh ini asli bukan Bang Jeck ojek online itu )
duh udah kelihatan hommy nya
Proses check in yang mudah dan penjelasan yang nyaman bikin gak sabar pengen liat kamarnya. Mas Jack jangan bikin terlalu nyaman yah, nanti saya susah move on ahaayyyy... Saat  pintu kamar dibuka, taraaaaa... ini dia, 2 bed, tivi, bathroom pake shower air panas juga aaahhh puas lah saya.

ini kamar saya
Cuaca hari ini kurang bersahabat jadi saya putuskan untuk leyeh-leyeh di kamar ini aja semalaman. Makan malam? ala anak kost dulu, mie instan kemasan cup tinggal seduh pake air panas yang selalu tersedia di dining room.
Dining room



Kamis, 24 Desember 2015

TENTANG CINTA

Sumber. Dokumentasi pribadi penulis




 Ini tentang rindu
yang pernah datang perlahan
Namun terlalu lama mengendap
dan kemudian menguap
Ini tentang cinta
yang tak terbaca oleh mata
Belum mampu dijelaskan jutaan kata
Meski kuselami dalamnya Antartika
Kudaki pucak tertinggi Himalaya
Ternyata sederhana saja
Cinta itu disini
Lebih dekat dari urat nadi
Cinta dan rindu yang menggebu menderu-deru
Bermuara pada satu
Cinta yang menyejukkan cintaMu Yaa Rahman
Cinta yang tak pernah membiarkanku sendirian
dalam kegelapan, kegamangan
Cinta yang hakiki menuntun pada kebenaran
Lalu, haruskah kurisaukan?

Cinta-cinta lain



*Diikutkan dalam Lomba Cipta Puisi FSIN November 2015

Minggu, 20 Desember 2015

TIMELINE "Letter & Memory"

Assalamualaikum
Halloooo....
Udah mau 2016 aja nih. Apa resolusimu? Ngomong2 soal resolusi saya sih 2 poin nih garis besarnya. Hidup lebih positif dan manfaat. Itu saja...

Kalau tahun2 lalu bahkan sepanjang tahun ini tulisan saya lebih banyak mengangkat cerita atau pengalaman pribadi aka curcol. Dipenghujung tahun ini saya pengen bikin suasana baru. Kali ini mau bahas soal film boleh ya? Walaupun bukan pakar film atau karya seni tapi saya penikmatnya. Masih gak jauh2 dari Thailand, negara yang saya kagumi karya dan budayanya setelah Indonesia.Pun negara lain pertama yang pernah saya injak.
Awalnya sih biasa aja kalau nonton film Thailand. Tapi makin lama makin jatuh cinta. Chan rak Meuang Thai mak maakkk (artinya aku cinta banget sama Thailand).

Terlepas dari kekurangan atau hal yang aneh2 tentang Thailand saya mengagumi film2nya. Selalu ada hal2 yang gak bisa ditebak, selalu ada surprise, selalu ada pesan2 moral dan sosial yang disampaikan. Beda dengan film2 lokal yang genrenya sama. Bukan bermaksud untuk merendahkan, tapi coba deh kita buktikan.

Ada satu film, yang berjudul "Timeline 'Letter & Memory'". Dibintangi oleh Jirayu Tangsrisook (sebagai Tan), Jarinporn Joonkiat (sebagai June) dan Piyathida Woramusik (sebagai Mat, ibunya Tan)

sumber. showbiz.liputan6.com
Film ini menitikberatkan penggunaan facebook sebagai media penyampaian. Segala hal yang berkaitan dengan facebook dilibatkan sebagai media cerita.


“Timeline 'Letter & Memory'” mengisahkan tentang kehidupan seorang pemuda bernama Tan (baca: Ten) yang sedang beranjak dewasa. Tan berasal dari keluarga sederhana petani murbei didaerah bernama Chiang Mai. Berlatar tempat yang sejuk dan hijau dikelilingi rangkaian pegunungan jauh dari hiruk pikuk keramaian dengan rumah2 tradisionalnya menambah kekaguman saya pada Thailand. Kebetulan saya juga memimpikan banget bisa main ke daerah itu. hihihi....

sumber. showbiz.liputan6.com
Tan memiliki ibu yang luar biasa (Mat). Sejak ayahnya meninggal 18 tahun lalu pada saat Tan masih dalam kandungan, Mat berperan ganda sebagai ibu dan kepala rumah tangga. Meneruskan usaha dan impian sang suami yaitu mengelola kebun murbei miliknya. Mimpinya itu pula yang akan diteruskan pada Tan, berharap Tan mengambil jurusan pertanian dan tetap tinggal di Chiang Mai. Tapi ternyata Tan tidak berpikir demikian. Tanpa sepengetahuan Mat, Tan mendaftar disalahsatu perguruan tinggi di Bangkok jurusan seni rupa. Konflik Tan dimulai dari sini. Jiwa Tan yang labil, yang masih mencari jati diri menjerumuskannya pada pergaulan yang salah. Setelah pindah ke Bangkok Tan mulai mengenal dunia malam dan minuman keras. Tan mulai suka mabuk2an..

Tapi disini Tan kenal dengan seorang wanita,teman kuliahnya bernama June yang kemudian menjadi sahabatnya. Pertemuan yang tidak disengaja karena mereka berdua sama2 terlambat datang pada masa orientasi dikampus. Waahh tokoh June ini jujur membuat saya mengidolakan sosoknya. Keren dah pokoknya.. Sosok wanita yang tangguh, pintar, punya pendirian. Dia memiliki mimpi ingin menjelajahi dunia. Hahaha mirip seperti mimpi saya. Yang pasti kemudian June merasa bahwa persahabatannya sudah berubah menjadi sebuah rasa yang berbeda.
sumber. www.kompasiana.com
Konflik semakin parah ketika Tan menyukai seorang wanita, kakak tingkatnya yang usianya 4 tahun lebih tua dari jurusan perfilman. Namanya Orn yang juga masih saudara June... Cantik, tapi saya pribadi kurang simpatik dengan tokoh ini. Saking kesengsemnya Tan rela merubah dirinya, merubah penampilannya bahkan masuk ke klub film yang tidak dia pahami dan tidak suka demi mendapatkan perhatian Orn. Bahkan Tan membantu proses pembuatan film yang disutradarai Orn. Eh beneran membantu loh, lebih tepatnya seperti maaf ‘jongos’. June yang mengetahui itupun hanya bisa merasa kesal, sedih.. haduuh ini juga bagian yang menguras air mata. Tau gak? Satu hari June tau kalau Tan sangat rindu masakan ibunya yakni tumis benih labu. June yang tak pandai memasak berusaha keras untuk membuatnya. Berkali-kali coba, berkali-kali gagal dan pada akhirnya berhasil. Tapi sayang June urung memberikannya pada Tan hanya karena tau Orn sudah mengajak Tan makan. Love is blind *geleng-geleng

June yang pintar dikelasnya akhirnya mendapatkan kesempatan mengambil beasiswa ke Jepang. Wooowww... salah satu impian June terwujud. Sebelum ke Jepang June sempat berniat ingin mengungkapkan isi hatinya tapi kembali ia urungkan. Tanpa berpamitan pada Tan, June pergi ke Jepang. Disaat yang sama Tan mulai berubah ketika tau Orn tidak menyukainya. Mat (ibunya) pun sudah mulai sakit2an bahkan sempat dirawat di Rumah Sakit. Inilah titik balik perubahan Tan menjadi lebih dewasa dan bijak. Tan mulai kesepian dan mencari June. Mencari tau dimana alamat June tinggal di Jepang. Tan mencoba menghubungi June lewat pesan singkat. Tapi tak kunjung mendapat balasan dari June. Tibalah satu hari pesan2 Tan dibalas oleh June. Bisa bayangin kan perasaan Tan gimana? Hehehe.. Gimana kelanjutannya? Aaahh gak seru kalau saya beberin semua disini kan... Tonton aja langsung.

Film lama tapi recomended lah... Mengajarkan banyak hal. Salah satunya punya pendirian itu penting. Karena ketika kita sudah tidak punya pendirian maka kita juga akan kehilangan diri kita yang sesungguhnya. Merubah diri menjadi orang lain itu tidaklah selamanya baik. Be your self.. Lakukan apa yang kamu suka. Oya satu lagi bahwa arti hidup yang sesungguhnya itu ketika kita bisa mewujudkan mimpi orang yang kita cinta *uhuk

Oke sekian dulu ceritanya ya, kalau penasaran? Sukuriinnn...!!! hahaha... Langsung nonton aja deh pokoknya. Dijamin gak nyesel deh. Jangan lupa sediain tissue, karena ceritanya yang mengharu biru menguras emosi. makin penasaran dah.. Sampai ketemu di film menarik selanjutnya.

Minggu, 22 November 2015

JODOH ???

Uuuu.... Jodoh, berat ya. Tapi gara-gara galau mendadak, jadi pengen bahas soal jodoh deh. Memang lah ya kalau ngomongin soal jodoh itu gak akan ada abisnya.  Cerita semalam suntuk juga bakalan masih ada lanjutanya.

Jodoh, apa sih sebenarnya? Menurut pemahaman saya sih jodoh itu sesuatu yang dipertemukan. Misalkan, sekarang saya bersama dua sahabat mengelola sebuah komunitas. Naah itu berarti saya berjodoh dengan kedua sahabat saya itu. Atau, tiba-tiba saya pengen makan batagor eehh gak lama abang batagor lewat. Naahh saya berjodoh sama abang batagor *eh. Bukaaann maksudnya keinginan saya berjodoh sama si batagor. hehehe...

Saya sekarang diusia yang mungkin dimasyarakat dianggap sudah cukup matang untuk menikah, tapi faktanya masih single. Ga laku? iihh jahat, jangan bilang gak laku donk. Kaya dagangan aja jatohnya. Terlalu pilih-pilih? Terlalu pilih sih enggak, cuma berhati-hati aja mungkin. Kalau milih, ya jelas lah milih. Tapi milih yang gimana dulu nih. Kalau udah nyangkut konteks milih itu pasti bayangannya, yang cakep, kaya, putih, tinggi, punya kerjaan tetap, etc. Enggak loh, kalau saya pribadi memilih bukan seperti itu. Sesungguhnya saya tidak punya kriteria khusus dalam mencari jodoh. Tapi poin utamanya agama. Harus ganteng? Umm enggak lah, karena yang ganteng doank bakalan kalah sama yang berani naik genteng hehehe loh apa hubungannya? iya lah ada. Kalau yang ganteng gak berani naik genteng ntar kalau udah nikah genteng bocor mau nyuruh siapa buat benerin? Percuma kan, hehehe

Harus punya ijazah? Pada akhirnya yang cuma punya ijazah bakalan kalah sama yang berani ucap ijab sah #tsaaaaahhhh. Cakep, putih, tinggi? hmmm apalagi ini. Yang cakep, putih, tinggi bakalan kalah sama yang rajin ngaji *uhuk. Harus punya kerjaan tetap? aduhh materialistis sekali saya kalau mengkriteriakan kek gini. Tapi juga nikah gak bisa cuman makan cinta. Gak harus punya kerjaan tetap, tapi yang pasti harus tetap mau bekerja #asseeekkk. Terus apalagi? Yak, yang lainnya silakan terusin sendiri ya hehehe... 

Kenapa tiba-tiba ngomongin jodoh sih wi? Hmm.. mau jawaban jujur apa boleh bo'ong? Ummm gini, cuman mau bilang kalau sejak sekitar satu tahun yang lalu saya tertarik pada seorang pria. Salah? Enggak donk ya,manusiawi lah.. Saya juga manusia biasa kok, normal, wajar memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Hanya saja kaya gak bisa sampaikan langsung ke yang bersangkutan. Kenapa gak nembak aja? Betah amat satu taun nyimpen sendiri. Hmm sejak satu taun yang lalu, saya sudah tidak memilih jalur pacaran untuk menginterpretasikan rasa cinta. Karena saya sadar di agama saya hal itu dilarang. Karena pacaran adalah salah satu bentuk maaf, zina.Dalam agama saya, mendekati zina saja sudah dilarang, apalagi kalau sampe begitu. Hayooo nyang masi pacaran, heheh... Salah gak sih? Umm setau saya dalam agama seperti itu, tapi bukan kapasitas saya juga untuk menghakimi kamu, kalian, mereka. Hanya bisa mendoakan.. Ups, gak pengen bahas itunya...

Kenapa saya lebih memilih menyimpan? Sebenarnya gak nyimpan juga sih, karena Allah Maha Mengetahui. Dan pria ini juga bukan tipe pria yang suka berpacaran, alhamdulillah ya. Kenapa gak melamar? Siti Khadijah juga duluan melamar Rasulullah. Hahahha aduh terlalu ekstrim kayanya, saya belum berani untuk begitu. Minder? iya juga sih. Karena saya yakin saya tidak sesempurna beliau yang taat. Saya masih belajar, memperbaiki diri, memantaskan untuk siapa saja yang nanti Allah tunjuk untuk mengimami. Hanya itu yang bisa saya lakukan.

Kalau beliau baca tulisan saya, mudah-mudahan beliau mengerti. Dan semoga Allah mengarahkan kami berdua ke arah yang berlawanan dan dijalur yang sama. Aamiin.. ini minta didoain ceritanya. heheheh... Ana pengen ngajak antum bikin buku best seller. Pengen ngajak meraih ridho Allah sama-sama. Aiiihhhh.... yang nulis malu-malu badak, mesam-mesem. Yang baca gimana? Intinya, mohon doanya ya. Semoga Allah mudahkan saya dan nya. Eh, 'nya' itu siapa? hehehe.. Siapa saja yang Allah tunjuk untuk saya. 

ini nih buku best seller

Sabtu, 26 September 2015

HIJABKU

Kalau ngomongin soal hijab sih setiap orang pasti punya pemahaman, penafsiran dan pengaplikasian yang berbeda-beda. Memahami begini kemudian ditafsirkan begitu sedemikian rupa sehingga hasil akhirnya adalah halaaahh opo iki.. Baiklah kita tinggalkan bagian yang gak gitu penting ini.

Hijab, mendengar kata ini saya jadi teringat kembali kalau orang Jawa bilang sih flashback ya. Saya teringat kembali proses perjalanan hijab saya selama 13 tahun ini. Wiihh...lama juga ya ternyata. Baru nyadar kaya digaplok pake kalkulator barusan.

Cerita berawal ditahun 2002. Once upon a time there lives a daughter..eehh udah kaya dongeng cinderella. Bukan..bukaaann.. Oke, mulai ya. Waktu itu setelah lulus SMP saya masuk ke salah satu sekolah negeri favorit di kota saya. Saya masuk ke SMA percontohan model Islami. Hmmm.. udah kebayang kan ya? Yang tadinya di SMP penampilan cenderung biasa-biasa aja kadang-kadang juga urakan (tapi jangan bayangin saya bergaya anak funk loohh) dengan rok pendek, tiba-tiba di SMA harus berpenampilan rapi berkerudung pula.

Sejak itu penampilan pun berubah, tapi sayangnya cuma sekedar pemenuhan kewajiban terhadap peraturan sekolah. Di luar itu bisa tebak sendiri dong. Betul, selepas sekolah kerudung melayang. Kesadaran untuk menutup aurat belum ada. Yak, saya termasuk anak-anak labil jaman itu hihihi...
Meskipun begitu ketika memasuki masa-masa kuliah saya tetap memakai kerudung loh ( wiihh sombong wiii...) karena sudah mulai timbul rasa malu. Padahal gak sedikit teman-teman yang selepas SMA lepas juga kerudungnya. Hijab saya masih seadanya dan sesukanya, jeans ketat, kemeja ngepas body, kerudung pendek. Apa tuh namanya? jilboobs kali ya. Karena dikampus gak ada seragam, jadi gaya berpakaian cenderung lebih bebas dan jeans ketat menjadi primadona kala itu.

Tapi ada hal yang cukup bikin geli juga. Beberapa dosen gak memperbolehkan mahasiswa memakai jeans pada jam perkuliahan. Oke fine, saya ngalah dulu pake rok deh. Sudah ada kemajuan yaa.. Eits jangan senang dulu,, diluar mata kuliah dosen tadi saya tetap pake jeans ketat ( omaigaaatt dwiii...paraahh )

Belum selesai sampai disitu, masuk dunia kerja oohh...ternyata performance pun dituntut lebih. Lebih-lebih saya yang waktu itu ada di posisi frontliner. Berpenampilan semenarik mungkin sudah menjadi keharusan, tapi tetap harus sopan. Ini dulu style saya



Jalan 4 tahun masa kerja saya pelan-pelan merubah penampilan lagi. Ya bisa dibilang ke arah yang lebih baik. Alhamdulillah ya... Kenapa? Sederhana saja, ada banyak peristiwa berharga yang sudah berhasil saya lewati dan baru menyadari betapa Allah sangat murah hati. Saya mulai meninggalkan jeans ketat, kerudung pendek dan pakaian-pakaian yang dianggap kurang sopan. Rok kembali menjadi pilihan saya dan alhamdulillah mulai memanjangkan kerudung, yeeyyy mulai insaf..

Oiya ada satu hari, rekan kerja saya (laki-laki) pernah nyeletuk, "Wii, putihnya kakimu. Kaki aja putih apalagi yang lain ya." Ya Allah, saya malunya gak ketulungan. Kaki yang terlihat saja sudah memancing laki-laki untuk berpikiran macam-macam, apalagi yang lain. Sejak kejadian hari itu saya kapok dan berniat gak mau lagi melepas kaos kaki kecuali dirumah.

Tahun 2015 mulai ada keinginan untuk lebih taat lagi. Saya mulai memanjangkan kerudung lebih panjang dari sebelumnya dan belajar memakai dress panjang, gamis, atau pakaian longgar lainnya. Dibully? Pastinya iya.. Beberapa teman kantor dengan nada candaannya mengatakan kalau kerudung saya sudah seperti kelambu, gorden, seprei, dan lain-lain. Saya cuma bisa tersenyum, whatever lah yaa peduli amat saya. Saya pikir hijrah itu harus total, biar gak ada celah bagi syaitan untuk menggoda lagi. Saya ingat kalimat bunda Asma Nadia, "Jika muncul niat untuk melakukan lagi 1 ketaatan padaNya jangan tunda, karena belum tentu ada hari esok." Saya memerlukan komunitas atau lingkungan yang bisa support saya dengan perubahan ini. Jadilah saya resign dari kantor beberapa waktu lalu. Pada akhirnya saya merasa lebih nyaman dan aman seperti sekarang ini. 


Kendalanya cuma satu sih buat saya yang seorang biker, suka kesrimpet-srimpet.hehehe... Semoga Allah memudahkan rezeki untuk punya roda 4 biar gak kesrimpet-srimpet lagi deh. Aamiin... Bantu doa ya semoga saya istiqomah dan terus belajar hakikat hijab yang sesungguhnya.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway #HijabNyamandiHati di