Rabu, 09 September 2015

HIJRAHKU

Assalamualaikum Warrahmatullah Wabarakatu
Kenalkan namaku Dwi, sapa saja begitu. Aku tinggal di Banjarbaru. Aku dilahirkan dan dibesarkan di keluarga yang sangat sederhana, biasa-biasa saja . Bapak seorang purnawirawan  PNS golongan II di TNI AD dan mama sebagai ibu rumah tangga saja. Aku hanya memiliki 1 saudara perempuan yang usianya 8 tahun lebih tua dariku.

Keluargaku bisa dikatakan keluarga yang awam terhadap ilmu agama. Aku mendapatkan ilmu agama dari sekolah umum dan pendidikan informalku di TPA Al-Qur’an.  Aku tumbuh seperti anak-anak normal lainnya. Ku habiskan masa kecilku untuk belajar dan bermain. Pertama kali memakai hijab pada waktu SMA. Kebetulan aku masuk di sekolah negeri model percontohan Islami yang mewajibkan siswinya memakai jilbab.  Tapi hanya sebatas itu saja karena keharusan.  Aku beruntung karena masih diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan bahkan sampai S1. Bapak termasuk orang yang concern terhadap pendidikan anak-anaknya. Bapak berusaha untuk memenuhi hal yang satu itu. Nah, pendidikan inilah yang mengantarkanku  memasuki dunia kerja.
Setelah lulus kuliah aku bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang penjualan jasa broadband internet di Banjarmasin sebagai staf administrasi. Tapi tidak bertahan lama, karena sesuatu dan lain hal ku putuskan untuk berhenti. Tak lama kemudian aku bekerja di sebuah perusahaan swasta di Banjarbaru yang bergerak di bidang jasa rental alat berat sebagai staf administrasi divisi pajak. Di divisi ini aku punya partner 1 orang yang tentu saja lebih senior dariku :D Dia sudah jauh lebih paham tentang pajak perusahaan. Aku sering menemaninya keluar kantor untuk mengurus pajak. Sampai suatu hari dia mengajariku pada saat harus mengerjakan PPN dan PPh. Ada sesuatu yang bertentangan dengan hati saat itu. ‘kok gini sih? Harus begitu?aku gak mau ngerjain kalau begini’ gumamku dalam hati.
Dari situ aku mulai berpikir untuk mencari pekerjaan lain yang lebih sesuai dengan hati.  Aku sebar surat lamaran ke beberapa bank swasta. Kenapa ke bank? Karena peluang masih banyak dan hatiku lebih menyukai pekerjaan yang langsung bersentuhan dengan orang lain, melayani ya semacam itu pikiranku waktu itu. Alhamdulillah dari semua bank yg aku lamar hanya 1 yang tidak memanggil untuk interview. Tapi memang belum rezeki, atau mungkin aku bukan termasuk kategori wanita ‘cantik’ hehehe...  Karena aku tau untuk bekerja di bank salah satu syaratnya adalah good looking. Tak apa, aku masih belum patah semangat.
Berawal dari info seorang teman di Pelaihari aku kemudian melamar di sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang keuangan. Atau lebih tepatnya disebuah perusahaan pembiayaan motor. Kebetulan posisi yang dicari saat itu adalah frontliner/ teller. Akhirnya aku berhasil diterima, yaa sesuai dengan apa yang ku mau. Pekerjaannya langsung berhubungan dengan orang lain dalam hal ini nasabah dan pekerjaannya adalah melayani. Oke lah tak masalah...
2 tahun berjalan, kemudian aku di rolling ke back office. Meskipun tidak berhubungan langsung dengan nasabah tapi aku masih menikmati pekerjaan ini. Salary cukuplah untukku yang merantau dan harus ngontrak. Barang-barang rumah tangga dikontrakanku lengkap. Bahkan bisa travellingan ke Bangkok ditahun 2013 tentu saja hasil dari tabunganku, senangnyaaaa... Tapi ibadahku masih berantakan waktu itu L. Setahun kemudian aku dimutasi ke frontliner lagi tapi kali ini sebagai marketing. Tidak terlalu antusias awalnya tapi masih dinikmati. 8 bulan kemudian aku mendapat promosi untuk menjadi supervisor marketing khusus RO (Repeat Order) area Kalimantan (Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur). Sesungguhnya aku bukan tipe orang yang work a holic, aku hanya mengerjakan yang seharusnya ku kerjakan. Aku juga bukan tipe orang yang ambisius untuk jabatan, tapi aku justru mendapat kepercayaan dari perusahaan. Bahkan saat itu setelah menerima SK pengangkatan aku justru sedih karena tidak siap. Jadilah konsultasi ke seorang teman yang kebetulan beliau berprofesi sebagai psikolog di Bali. Hasilnya aku tetap harus terima itu dan jalankan sesuai fungsiku. Oke baiklah... lama kelamaan aku mulai menerima tanggung jawab yang lebih dari biasanya. 4 bulan kemudian aku dan 6 orang teman yang dipilih dari ratusan cabang seluruh Indonesia diundang untuk meeting di kantor pusat, Jakarta. Masih merasakan haru dan bangga sampai hari itu. Semangat luar biasa bahkan sampai pulang kembali ke cabang.
Oh iya, beberapa bulan diakhir 2014 aku merubah penampilanku. Tadinya aku masih memakai celana panjang bahkan jeans ketat, nah saat itu aku mulai untuk tidak lagi memakai jeans atau bahkan celana panjang. Entah itu didalam atau diluar kantor aku memakai rok panjang.  Aku mulai meninggalkan kerudung-kerudung yang ku rasa terlalu pendek (tidak menutup dada). Prioritas belanjaku pun mulai berubah pelan-pelan, aku lebih suka membeli rok panjang atau dress panjang yang sopan. Kalian tau? Aku hanya termotivasi melihat teman satu kostku waktu itu. Ku perhatikan dia ibadahnya baik, pakaiannya sopan, orangnya santun.  
Beberapa bulan ini aku merasa hidupku lengkap aku punya pekerjaan yang bagus ( tapi belum tentu baik ) aku punya  pacar yang ganteng waktu itu (astagfirullah sadar wi  sadaaaarr...), tapi justru ada sisi yang kosong dalam hati yang aku sendiripun tidak paham. Aku mulai bertekad untuk memperbaiki hidup, memperbaiki hubungan dengan penciptaku. Pelan-pelan mulai ku jauhi pacar gantengku. Aku mulai ikut kajian , itupun juga awalnya karena ajakan temanku tadi. Hari itu selasa malam ba’da maghrib aku pertama kali pergi ke majelis ilmu. Ku kenakan pakaian terbaikku yang orang-orang katakan Syar’i. Berulang kali kulihat diriku sendiri di depan kaca, ‘aah rasanya ada perasaan yang beda ,apa ya?’ .  Tak ingin membuang waktu lama akupun bergegas. Sampai disana pak Ustadz sudah mulai menyampaikan tausiyah. Pas kebetulan sekali waktu itu materinya adalah tentang ‘HARTA YANG HALAL’.
Aku masih ingat kalimat beliau waktu itu dalam bahasa banjar, ‘kada cukup hanya sembahyang, puasa, membayar zakat, sadaqah, berbuat baik kepada kedua orang tua. Mencari harta nang halal hukumnya WAJIB. Halal ini kada hanya secara dhahirnya tapi sumbernya iya jua. Mencari harta nang halal tadi sama lawan jihad fii sabilillah’. Aku mulai berpikir saat itu apakah pekerjaan yang ku kerjakan ini halal? Apakah materi yang kudapat ini sumbernya halal? Rasanya ingin jatuh air mataku saat itu, tapi buru-buru ku tepis. Kalau bahasa anak jaman sekarang ini Ustadz nohok banget. Rasanya hati ini seperi disayat-sayat, sakit banget.  Kemudian aku teringat pada seorang teman yang ku kenal lewat akun facebook. Beliau pernah menyampaikan soal ini. Coba eksplor Surat Al-Baqarah : 275 tentang hukum riba. Ku buka Al Qur’an dan kubaca terjemahannya seperti ini :
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan juali beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.
Ngeri sekali aku membacanya. Langsung meneteslah air mata ini tak mampu lagi ku bendung. Ku keluarkan segala penat bersama air mataku. ‘Ya Allah, ternyata seperti ini jalan yang selama ini ku tempuh. Ini salah...!!! Aku ingin keluar dari lingkaran ini. Hanya ini keinginanku’.  Dan beiau kembali memberiku semangat dan berkata ‘ tapi coba buka lagi An Nisa : 100’. Bergegas ku buka kembali, terjemahnya :
Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Ya, Allah telah menjamin orang-orang yang berhijrah karena Allah. Sekali lagi Allah telah menjamin itu. Apa yang harus ku khawatirkan??? Untuk memulai prosesnya pelan-pelan aku mulai merubah cara berpakaianku. Aku mulai mengenakan gamis, dan kerudung yang sedikit lebih besar dan panjang dari biasanya. Tentu saja aku dibully, mereka bilang kerudungku seperti gorden, kelambu atau seprai. Yah tidak masalah, aku hanya membalas dengan senyum.
Beberapa minggu ku pikirkan soal resign, aku mencoba memohon petunjuk Allah lewat tahajud dan istikharah dan akupun mantap untuk meninggalkan jalan ini.  Beberapa kali ku sampaikan niatku untuk resign dari pekerjaan ini ke orang tuaku. Tidak semudah yang ku bayangkan ternyata. Orang tuaku tidak begitu saja menerima niatanku ini, terutama Bapak. Secara tegas dan jelas Bapak hanya berkata ‘kalau kamu keluar Bapak terus terang tidak setuju’. Aku sempat kesal dan ngambek, berhari-hari aku tidak telepon atau memberi kabar ke rumah. Aku pikir cara ini juga salah, aku harus memikirkan cara lain dan coba lagi nanti.
Akhirnya aku mengirimkan sms ke nomor bapak yang isinya ‘kalau ada waktu senggang dwi minta tolong Bapak buka terjemah Al-Qur’an. Coba Bapak baca surat Al-Baqarah ayat 275 sementara dwi istikharah’. Tak lama kuterima sms balasan dari Bapak,’ya’. Hanya itu balasannya. Aku hanya bisa berharap Allah membukakan hati Bapak.
1 minggu kemudian seperti biasa di weekend aku selalu menyempatkan waktu untuk pulang ke rumah. Tak ku sangka, kali ini berbeda.  Bapak memberi tanggapan positif terhadap niatku. Keajaiban Al-Qur’an, Masya Allah J 
Awal  Agustus 2015 ku sampaikan niatku ke HRD. Ya, aku tau mereka pun sedih mendengarnya. Mereka hanya bertanya kenapa aku harus resign. Aku hanya bisa bilang ingin berwirausaha.  Kebetulan waktu bekerja pun aku sudah memiliki usaha sampingan, aku sudah menjadi Travel Agent. Nah aku ingin membangun  lagi membesarkan usahaku dengan brand Raya Travel. Aku mengerti berusaha sendiri mungkin tidak segampang seperti kita bekerja disebuah perusahaan, karena kita hanya menjalankan sistem yang ditetapkan. Tapi, kalau ridho orang tua sudah ditangan, insya Allah ridho Allah pun menyertai dan Allah menjamin orang-orang yang berhijrah karena-Nya, apalagi yang harus ku khawatirkan? Belajar untuk keluar dari zona nyaman.
Per 1 Sept 2015 kemarin aku resmi mengundurkan diri. Antusias sekali karena aku tau dan yakin kalau ini baik. Tidak hanya untukku tapi juga keluargaku. Karena aku menyayangi mereka dan ingin  Allah mengumpulkan kami di surga-Nya.
Sebelumnya aku memohon kerendahan hati pada teman-teman, siapa saja yang membaca tulisanku ini. Tidak ada maksud untuk men-show up, mem-blow up, atau mengekspos proses hijrah yang ku alami. Hanya ingin berbagi, hanya ingin semua orang yang menyayangkan resignnya aku dari pekerjaanku tidak menebak-nebak alasan ku untuk resign. Hanya ingin meluruskan bahwa tidak ada masalah internal dengan siapapun dikantor yang sudah ku tinggalkan. Semua baik-baik saja. Bahkan di closing terakhir sebelum resign aku masih berusaha mencapai hasil yang cemerlang.
Aku memohon maaf kepada semua pihak, teman-teman, atau siapapun yang mungkin kurang berkenan dengan tulisanku ini. Berharap kalian yang diluar sana, yang mungkin saat ini  sedang mengumpulkan kekuatan untuk berhijrah, teruslah berjuang untuk mengumpulkan kekuatan. Pupuk terus semangat hijrahnya. Karena hidayah itu mahal kawan J Tapi Allah akan membayar lebih banyak dan lebih baik dari yang kita bayangkan.
Terima kasih untuk orang tua, kakak, teman-teman dan sahabat yang sudah memberikan support.  Jazakumullah khair... 1 hal yang bisa kukatakan bahwa hijrah itu gampang diucapkan, terdengar mudah, tapi perlu full power untuk action. Namun bukan berarti mustahil untuk dilakukan. Semangat!!! Aku kutip kata-katanya bunda Asma Nadia 'jika muncul niat untuk melakukan 1 ketaatan lagi padaNya, jangan tunda. Karena belum tentu ada hari esok'

Wassalam, 9 Sept 2015


4 komentar:

  1. LUAR BIASA mbak, Fenny juga lagi belajar menahan diri dari riba :(

    BalasHapus
  2. Aamiin... semoga Allah selalu menghindarkan kita dari itu ya mba fenny. btw thanks a lot yah udah bantu ubek-ubek blog diriku hehehe ups promo-promo

    BalasHapus
  3. Selamat bergabung lg mba dwi di dunia perblogan... mudah2an di lancarkan usaha raya travelnya.. segera ketemu jodohnya yg ganteng lg soleh.. (ini kok kaya ucapa ultah ya) hahahah.. seneng lah pokoknya sm hijrahnya mba dwi..

    BalasHapus
  4. Maacih mba Ruli, smua berkat doa tmn2 juga. Mba Ruli juga yg supportnya banget banget banget :D AAMIIN buat doanya ituh hehehe

    BalasHapus